Friday, 4 October 2013


Miss World Tahun ini Sesuai Budaya Indonesia



Setelah berminggu-minggu kebanyakan ormas keagamaan melakukan demo untuk menolak ajang Internasional Miss World 2013 yang digelar di Indonesia, akhirnya salah satu orang yang menolak ajang tersebut, Menteri Agama Republik Indonesia, Suryadharma Ali, mengatakan bahwa penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia sudah sesuai dengan budaya di Indonesia.

Pemikiran Menteri Agama telah terbuka dan menyadari bahwa ajang Miss World di Indonesia tidak ada sesi bikini. Menteri Agama justru memuji pelaksanaan Miss World yang para kontestannya mengenakan busana tradisional dari 33 provinsi di Indonesia.


“Menko Kesra telah memberikan ijin penyelenggaraan Miss World. Sudah ada penyesuaian-penyesuaian dengan budaya Indonesia. Bikini dan buka-bukaan ditiadakan, bahkan peserta menggunakan busana dari 33 provinsi,” kata politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut yang dikutip oleh suaramerdeka.com. Beliau juga menambahkan, “Saya tidak sependapat ada tindakan-tindakan di luar hukum, anarkisme itu. Karena Miss World di Bali sudah disesuaikan dengan budaya, hukum, prinsip-prinsip moral di Indonesia.” Itu artinya Menteri Agama tidak menyetujui cara-cara anarki yang dilakukan oleh ormas keagamaan yang terkenal dengan ‘kekerasan’nya.  Pak Menteri telah membuka pikirannya bahwa pelaksanaan Miss World telah sesuai dengan norma di Indonesia.
Pak Menteri Agama juga menyampaikan pesannya kepada ormas-ormas yang menolak ajang Miss World agar melakukan penolakan dengan damai dan tidak anarkis. “Kepada ormas-ormas Islam saya imbau tidak melakukan anarkisme dan tindakan-tindakan yang melanggar hukum.”

Jika sebelumnya Menteri Agama sejalan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menolak ajang Miss World 2013 di Indonesia dengan alasan ajang tersebut tidak sesuai dengan norma di Indonesia, maka kali ini Pak Menteri mengakui bahwa pelaksanaan Miss World di Bali sudah ada kemajuan. “Meski ada pihak-pihak yang tidak puas tapi harus dipahami bahwa penyelenggaraan sudah banyak kemajuan

Langkah yang diambil oleh Menteri Agama patut untuk diapresiasi. Selanjutnya, kita harapkan pihak-pihak yang sebelumnya menolak ajang Ratu Sejagat ini dapat berpikiran terbuka dengan menyadari bahwa pelaksanaan Miss World di Indonesia dapat menjadi promosi gratis. Seluruh dunia akan tertuju pada Indonesia. Ayo kita bergandeng tangan untuk memperkenalkan Indonesia ke seluruh dunia.

Jika masyarakat Indonesia konsisten, maka baiknya semua masyarakat sejalan dengan pemerintah. Sama seperti penentuan awal puasa Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha, masyarakat diminta untuk mematuhi keputusan yang dibuat oleh pemerintah. Demikian juga dengan penyelenggaraan Miss World 2013 yang digelar di Indonesia. Nama Indonesia akan menggaung di seluruh dunia dengan digelarnya ajang ini di negeri kita tercinta.

Akhir kata, semoga pelaksanaan Miss World di Indonesia dapat membawa dampak positif.


Manfaat Kontes Miss World

Bagi sebagian orang di negeri ini (terutama para penggagas ajang Miss World) berpendapat bahwa digelarnya kontes Miss World di Indonesia punya banyak manfaat. Seperti yang disampaikan oleh Made Mangku Pastika (Gebernur Bali) saat menyambut kedatangan  Miss World 2011 Ivian Sarcos bersama Chairwoman of Miss World Organization Julia Morley, Miss Indonesia Astrid Ellena dan CEO MNC Group Hary Tanoe Soedibjo di Bali, Rabu (25/4/2012).

Dalam kesempatan ini Pastika berterima kasih kepada Miss World Organization yang memercayai Bali sebagai tuan rumah kegiatan tahunan ini. Pastika berharap ke depannya Miss World dapat menjadi duta Pariwisata Bali di dunia internasional. Mewakili warga Bali, Pastika mengaku bangga Bali bakal menjadi tuan rumah. Pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mensukseskan event yang akan diikuti 131 wanita cantik dari dari seluruh dunia. “Kami akan terus berbenah mulai dari kesiapan sarana prasarana hingga keamanan,” ujar Pastika saat menemui Chairwoman of Miss World Organization, Julia Morley, di Kantornya, Rabu (25/4/2012). (KOMPAS.com)
Tapi klaim Gubernur Bali itu dibantah seorang Anggota legislatif, Dra.Hj. Okky Asokawati, S.Psi yang juga mantan model membantah jika ajang Miss World akan menambah pemasukan negara dari sektor pariwisata. Masih banyak cara lain yang bisa dilakukan jika hanya sekedar untuk mempromosikan pariwisata sebuah negara ataupun untuk melihat kecerdasan seorang perempuan tanpa harus menggelar ajang Miss World. “Tidak signifikan digelarnya Miss World untuk bisa mendongkrak wisata, itu ibaratnya seperti setetes air di lautan. Jika Indonesia pengen terkenal masih banyak cara lain yang lebih sophisticated dan lebih intelek untuk dilakukan daripada sekedar menggelar Miss World,” pungkasnya. (Voa-Islam).
Ketua MUI Jawa Timur, KH. Abdusshomad Buchori menanggapi klaim bahwa kontes Miss World adalah sarana yang tepat untuk promosi budaya dan wisata. “Untuk mengharumkan nama bangsa dan promosi wisata dalam kontes tersebut merupakan alasan yang tidak tepat dan sangat dipaksakan, masih banyak cara lain yang lebih terhormat dan bermartabat untuk mengharumkan nama bangsa dan promosi wisata dengan cara yang sejalan dengan falsafah pancasila dan UUD ’45, serta kultur masayarakat Indonesia dengan tidak merendahkan martabat perempuan,” demikian jawaban MUI saat beraudiensi dengan pihak RCTI. (hidayatullah.com)
Ustadz Bachtiar Nasir, Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) menegaskan, “Secara ekonomi dan bisnis, produk Indonesia yang laku di pasaran dengan menggandeng even Miss World, sebetulnya juga tidak terlalu signifikan.  Ini cuma produk kecantikan saja. Barangkali hanya Sari Ayu saja, itu pun tidak sampai mempengaruhi pasar yang besar. Yang terjadi dari efek diadakan Miss World  adalah invasi globalisasi, dan bentuk penjajahan ekonomi Indonesia. Selain kosmetik, sarung Bali menjadi alasan untuk mendongkrak ekonomi Indonesia.
Itu alasan bodoh. Terlalu banyak cara untuk menggunakan media yang lebih murah untuk mempromosikan produk Indonesia dengan cara yang lebih sehat. Juga banyak cara untuk memajukan produk Indonesia tanpa harus menghancurkan moral anak bangsa.Buat apa negara keluarkan triliunan rupiah untuk menyusun kurikum pendidikan karakter, jika akhirnya dirusak oleh event-event seperti ini. Logika atau cara berpikir yang keliru itu tidak boleh dimiliki oleh para petinggi negara, pengusaha, masyarakat, apalagi tokoh masyarakat dan ulamanya.
Meski Miss World dibalut atau dikemas dengan ketimuran, bagi Bachtiar Nasir, itu Cuma kamuflase saja untuk menipu umat islam Indonesia. Sejak awal, Miss World memiliki konsep dan ideology yang salah. “Ibarat babi yang haram itu dikemas dengan sesuatu yang seolah halal, padahal tetap saja haram. Sudah sangat jelas, Miss World adalah program kaum kapitalis, liberalis, dan para pecinta kemaksiatan,” tandas Ustadz Bachtiar Nasir. (Voa-Islam).
Madharat Kontes Miss World
Indonesia boleh jadi akan semakin dikenal, diperbincangkan dan mungkin akan menarik investor serta wisatawan asing. Itulah madu yang dijanjikan, tapi hakikatnya madu tersebut adalah racun mematikan, atau dengan bahasa lain ajang Miss World lebih banyak racunnya daripada madunya. Sungguh naïf, kalau kita hanya focus pada madu yang sedikit, lalu mengabaikan kandungan racun yang dominan atau lebih banyak. Kita menutup mata akan banyaknya bahaya akibat kontes Miss world, dan membelalakkan mata akan manfaatnya yang sedikit ditimbulkan.
Di antara Racun ganas dan membahayakan dari digelarnya kontes Miss World di negeri yang jadi muslim terbesar di dunia adalah: Pertama, racun liberalisme. Dalam kontes ini, siapa pun boleh mengekspresikan kreativitasnya dalam berpenampilan dan berpakaian sesuai dengan standar penilaian yang dituntut. Pada ajang ini tidak dikenal batasan halal dan haram. Sopan atau tidak sopan pun tidak ada definisi yang pasti.
Kedua, racun eksploitasi wanita. Disadari atau tidak sebenarnya para kontestan adalah korban eksploitasi perusahaan, yaitu tatkala mereka memperagakan produk-produknya dalam ajang perlombaan. Mereka digiring dan diarahkan untuk tampil menarik demi lakunya produk sponsor atau si pemasang iklan. Makin berani peserta dalam mengekspos keindahan tubuhnya dalam tampilan, maka makin banyak pebisnis yang tertarik dan makin materi yang akan masuk kantongnya.
Ketiga, krisis idola yang benar. Lewat ajang kontes ini akan bermunculan sosok-sosok yang menjadi idola, yaitu perempuan-perempuan yang tampil seksi dan cantik. Generasi muda pun akan latah meniru mereka. Orientasi anak-anak kita akan bergeser untuk menjadi selebritas, bukannya menjadi ilmuwan, cendekiawan, ulama dan sebagainya. Kiblat mereka seputar materi, syahwat dan birahi, dan itulah iklan syetan untuk menyesatkan anak Adam.
Keempat, pintu kemaksiatan. Naiknya tingkat perkosaan dan pelecehan seksual ada kaitannya dengan maraknya pornografi dan porno aksi di tengah masyarakat. Dan salah satu pergelaran kepornoan yang banyak ditonton khalayak ramai adalah ajang Miss World. Karena disiarkan di lebih dari 130 negara dan diekspos di ratusan media massa di penjuru dunia.
Kelima, penodaan citra Indonesia. Negara yang berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia akan menjadi tujuan empuk untuk meliberalkan kaum muslim dunia. Indonesia sebagai negeri muslim terbesar dicatut untuk melegalkan sahnya kontes kecantikan tersebut. Dan bukan mustahil, hal itu akan menjadi alasan Negara muslim lain untuk melegalkan acara tersebut di wilayah mereka. Kalau itu yang terjadi, Indonesia akan menjadi ikon ajang kontes maksiat.

chandrafebriawann.blogspot.com

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.

0 comments:

Post a Comment

 

Copyright @ 2015

Distributed By Free Blogger Templates | | | |